(Surakarta, 12 Juni 2015). Varietas padi lokal di Solo Raya masih ditanam masyarakat setempat terutama padi beras merah dan hitam. Sayangnya, varietas tersebut masih berumur panjang dan batangnya tinggi sehingga mudah rebah. Hal ini terungkap saat diskusi pada Diskusi Kelompok Terpadu (FGD) yang diselenggarakan Fakultas MIPA dan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Surakarta (UNS), dengan topik “Aplikasi Iptek Nuklir di bidang Pertanian”, di Pusdiklat UNS.
Pihak UNS berkeinginan untuk memperbaiki kelemahan varietas tersebut melalui pemuliaan mutasi. Lebih lanjut UNS ingin bekerjasama dengan BATAN karena BATAN sudah berpengalaman dan mempunyai fasilitas untuk itu. Sebenarnya MoU antara UNS dengan BATAN telah pernah dilaksanakan namun telah berakhir, sehingga MoU perlu dibangun kembali diikuti dengan perjanjian kerja sama antara Fakultas/Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) dengan Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN.
FGD ini dipimpin oleh Dekan Fak. Pertanian, Bambang Pujiasmanto. Sedangkan narasumber dari BATAN yaitu Kepala PAIR BATAN, Hendig Winarno, yang memaparkan Aplikasi Iptek Nuklir di Bidang non Energi dan Peneliti senior bidang Pemulian Tanaman, Sobrizal yang memaparkan Aplikasi Iptek Nuklir di Bidang Pemuliaan Mutasi.
Guru Besar bidang Biologi Molekuler Tumbuhan, Suranto menyarankan agar varietas mutan yang sudah dihasilkan BATAN dikarakterisasi secara molekuler sebagai penciri varietas mutan tersebut. Hal ini dapat dilakukan bersama karena UNS mempunyai SDM dan fasilitas untuk itu. Sambil menunggu proses penyiapan dokumen MoU dan PKS, kedua belah pihak sepakat untuk memulai kegiatan awal perbaikan varietas lokal.
Senada dengan Suranto, Dekan Fakultas MIPA, Ari Handono Ramelan juga menyampaikan hal yang sama terkait MoU dan PKS. “Kami berkeinginan agar UNS dapat menyelenggarakan acara akbar terkait Iptek Nuklir”, katanya saat social gathering di malam harinya (hendig/tnt).